Peran Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata
Ahmad Zacky Siradj
Masyarakat merupakan salah satu pilar utama dalam
pengembangan pariwisata, karena pada dasarnya pilar pariwisata itu terdiri dari
pertama pemerintah, kedua swasta dan ketiga masyarakat, yang sering disebut
tiga pilar utama pariwisata. Misalnya, setelah pemerintah mengeluarkan
kebijakan mengenai pengembangan pariwisata yang diiringi dengan regulasinya
tentunya. Kemudian pihak swasta yang secara professional menyediakan jasa
pelayanan bagi pengembangan pariwisata tersebut, maka tugas masyarakat adalah
selain senantiasa membangkitkan kesadaran tentang pentingnya pariwisata juga
menumbuh-kembangkan kreatifitas yang melahirkan berbagai kreasi segar yang
mengundang perhatian untuk kemudian menjadi daya pikat pariwisata.
Mengenai pengembangan atau menumbuhkan kesadaran
pariwisata di kalangan masyarakat ini bukanlah hal yang mudah. Walaupun secara
sosiologis keberadaan masyarakat Indonesia sesungguhnya sudah menjadi daya
tarik tersendiri bagi pariwisata, baik dengan kekayaan adat istiadatnya, kreasi
seni dalam berbagai segi kehidupannya juga khazanah lingkungan dan sejarahnya
yang relative cukup kaya dan menjadi kebanggaan dunia.
Ketidak mudahan menumbuh-kembangkan kreasi itu
diantaranya terletak pada:
Pertama, masih ada stigma pandangan bahwa pariwisata dapat mempengaruhi kehidupan yang kurang baik atau akan berpengaruh buruk pada proses pembentukkan moral masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa melalui pariwisata terjadi proses akulturasi budaya yang sesungguhnya juga di balik itu semua banyak memberikan nilai tambah.
Pertama, masih ada stigma pandangan bahwa pariwisata dapat mempengaruhi kehidupan yang kurang baik atau akan berpengaruh buruk pada proses pembentukkan moral masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa melalui pariwisata terjadi proses akulturasi budaya yang sesungguhnya juga di balik itu semua banyak memberikan nilai tambah.
Kedua, masih
adanya sikap yang berlebihan terhadap turis terutama wisman (wisatawan manca
negara), baik dari sisi keamanan maupun dari sisi kesehatan. Sehingga
kewaspadaan yang berlebihan dapat saja berakibat kurang kondusifnya bagi para
turis tatkala mereka mengunjungi suatu obyek wisata.
Ketiga, belum tumbuhnya
sikap masyarakat untuk melindungi dan memberikan pelayanan kepada para turis
minimal dengan mengucapkan selamat dan memberi senyuman sehingga masih terjadi
insiden-insiden ketidak amanan di berbagai daerah yang menjadi obyek wisata.
Keempat, belum terbentuknya
sikap dan cara pandang bahwa pariwisata, seperti banyak terbukti di berbagai
Negara, menjanjikan pula bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Keempat hal tersebut sesungguhnya dapat terkurangi,
bila tidak hilang sama sekali, dengan adanya proses sinergi antara pemerintah,
swasta dan masyarakat, misalnya dengan ditunjukkannya komitmen yang kuat dari
pemerintah untuk secara sungguh-sungguh membangun pariwisata maka dengan
sendirinya akan secara spontanitas muncul pula partisipasi masyarakat. Dari
sini dengan sendirinya akan lahir dan berkembang kreasi kepariwisataan sebagai
bentuk partisipasi masyarakat, yang sekaligus juga sebagai bentuk komitmennya.
Apalagi jika kemudian pada masyarakat tersebut telah terbangun suatu pandangan
bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat mendatangkan
devisa negara, meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat.
Sehingga pariwisata dapat dilihat sebagai sektor yang sanggup mewujudkan
kesejahtaraan masyarakat.
Untuk melangkah kearah itu masyarakat dapat memulainya
dari rumah dan halamannya. Bagaimana rumah itu ditata secara rapi baik mulai
dari ruang tamu maupun semua bagiannya siap menyambut dan menerima tamu yang
datang agar merasa enak dan betah. Begitu pula halaman rumahnya dibikin
demikian asri sehingga enak dipandang. Ilustrasi rumah dan halaman ini adalah
negeri kita tercinta, masyarakat bangsa adalah tuan rumahnya. Memang ada
beberapa daerah yang sudah siap untuk melakukan hal ini, tapi sebagian besar
masyarakat harus terus dibina dan dikembangkan. Tentu agar tamu itu (baca
wisman atau wisnus) dapat tinggal lebih lama dan betah maka perlu disuguhi
aneka makanan yang enak dan khas, begitu pula agar menyenangkan kiranya perlu
ditampilkan hiburan yang unik tetapi menyenangkan, begitu pula agar tinggal
lebih lama perlu melihat berbagai koleksi khazanah yang ada. Hal-hal tersebut
itu tentu saja yang dalam batas tertentu mungkin berbeda dengan di negerinya
para wisatawan itu sendiri.
Untuk itu semua jelas ditentukan oleh adanya daya cipta
dan kreasi masyarakat yang bukan hanya dapat memelihara yang ada, tetapi juga
dapat menciptakan berbagai kreasi baru sehingga berbagai jenis wisata mulai
dari wisata budaya, belanja, alam, olah raga, riset dan lain sebagainya, dapat
berkembang secara variatif dan terus berkelanjutan. Kesemuanya ini terletak
dari bagaimana peran masyarakat dalam memajukan pariwisata. Sebab jika
masyarakatnya pasif apalagi tidak punya kreatifitas maka kegiatan pariwisata
akan sunyi senyap. Itu sebabnya peran masyarakat dalam memajukan pariwisata
nasional bukan hanya penting tetapi juga strategis.*
* Penulis
adalah Sekretaris Jenderal Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI)
** Tulisan
ini disampaikan pada acara Rapat Fasilitasi Pengelolaan dan Pengembangan
Kawasan Kepentingan Umum Ditjen Pemerintahan Umum Depdagri, Jakarta 11 Juni
2009
Komentar
Posting Komentar