Mengembangkan Industri Pariwisata (1)
Ahmad Zacky
Siradj
Dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai buah dari usaha ekonomi nasional
yang mandiri maka mengembangkan industri pariwisata merupakan suatu
keniscayaan. Pengembangan industri ini sangat dimungkinkan mengingat begitu
kayanya alam Indonesia dengan begitu banyaknya ragam pesonanya. Mulai dari
keindahan alam, khazanah peninggalan sejarah, keunikan adat budaya berbagai
suku bangsa dan aneka atraksi festival dan pagelaran budayanya.
Semua daya
pesona itu tentu tidak dapat begitu saja memberi nilai tambah bila kemudian
tidak diiringi dengan ikhtiar menggugah minat pasar untuk mengunjungi serta
menikmati terhadap berbagai obyek wisata yang ada.
Di antara
usaha untuk menarik minat pasar itu adalah adanya inisiatif dari industri
pariwisata secara periodik berkelanjutan untuk mengadakan Visit Indonesia Years
(Tahun Kunjungan Wisata) yang dikenalkan dan dipromosikan ke berbagai Negara
bangsa di dunia.
Memang ada
persyaratan untuk bisa menyelenggarakan atau terselenggaranya Visit Indonesia
Years ini, diantaranya adalah meningkatkan jalinan hubungan untuk memperkuat
komitmen bersama sebagai pemangku kepentingan dari industri pariwisata yaitu
dari kalangan pemerintah, swasta dan masyarakat.
Kebersamaan
ketiga unsur ini dalam pengembangan industri pariwisata memiliki posisi yang
sangat menentukan karena keterkaitannya secara langsung terlibat dalam berbagai
aktifitas kepariwisataan. Mengingat bahwa lahirnya sebuah kebijakan pemerintah
kemudian diiringi dengan ikhtiar melakukan pelayanan yang profesional dari
pihak swasta serta hadirnya dukungan berupa partisipasi kreatif dari masyarakat
maka dengan sendirinya akan terakselerasi gerakan kepariwisataan nasional.
Persyaratan
berikut adalah bergeraknya kinerja ekonomi secara lebih sinergis dalam
memajukan industri pariwisata seperti misalnya peranan departemen-departemen
baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak langsung misalnya Departemen
Perhubungan khususnya dalam mengeluarkan berbagai kebijakan yang erat
hubungannya dengan penerbangan, begitu juga Departemen Pekerjaan Umum dalam
membangun, memelihara berbagai sarana prasarana seperti jalan dan sarana umum
lainnya. Demikian pula dengan departemen-departemen lainnya, baik Depatemen
Perdaganan, Departemen Koperasi dan Usaha Menengah dan Kecil terutama dalam
menyediakan berbagai barang dagangan dan berbagai barang-barang kerajinan.
Kendati memang instansi departemen-departemen yang berada di pusat tidak
langsung menyentuh para konsumen, akan tetapi koordinasinya dengan berbagai
jajaran aparat di bawahnya seperti dalam kebijakan tentang adanya sentra-sentra
perdagangan itu sangat berpengaruh pada tata ruang perkotaan, seperti
pengembangan pasar swalayan dan pembenahan pasar lingkungan, dalam kaitannya
dengan jalur lalu lintas dan keindahan kota.
Kedua hal
persyaratan baik kerjasama pemangku kepentingan dan kinerja di bidang ekonomi
tadi tidaklah cukup untuk mengembangkan industri pariwisata yang dapat
mendukung Visit Indonesia Years karena dalam dunia yang penuh kompetitif
dibutuhkan keunggulan komparatif agar memiliki daya saing.
Untuk
membangun daya saing ini diantaranya yang harus dikembangkan adalah bagaimana
agar obyek-obyek wisata yang ada atau yang akan dikembangkan terjamin
keamanannya, terpelihara kebersihannya serta sangat peduli terhadap lingkungan
hidup seperti bagaimana gerakan penghijauan perkotaan dengan dialokasikannya
hutan-hutan perkotaan dan taman-taman rekreasi yang sekaligus dapat menjaga
kesegaran dan kenyamanan perkotaan.
Lebih-lebih
tentunya pelestarian lingkungan hidup pada obyek-obyek wisata termasuk menjaga
hutan lindung dan reboisasi hutan-hutan yang telah gundul. Bukankah suatu
negara bisa dikatakan unggul dari negra lain bila ia (tanah airnya) bisa
memelihara hutannya dengan terus menerus melakukan penghijauan, yang tidak
sebatas halaman rumahnya saja maka masyarakat dunia akan menjadikannya negara
tersebut sebagai paru-paru yang dapat berfungsi agar dunia bisa bernafas lega
sehingga terjamin pula adanya udara yang segar dengan kehidupan manusia yang
penuh dengan suasana alam yang nyaman dan menyenangkan. Selain tentunya sebagi
upaya menangani pemanasan global yang telah banyak dirasakan berbagai negara
dengan perubahan musim yang tidak menentu dan ekstrim.
Di samping
itu hal yang perlu pula diwaspadai yang bukan hanya keterlibatan atau
diserahkan sepenuhnya kepada Departemen Kesehatan untuk menanganinya, karena
ini juga terkait dengan kebijakan negara- negara lain yaitu dalam hal ini
adalah berbagai penyakit yang begitu aktif dan cepat menular skaligus cepat
mematikan. Tetapi harus menjadi kebijakan nasional dari Kepala Negara, bagaiana
mencegahnya agar masyarakat negeri ini tidak rentan terhadap berbagai macam
virus yang ditemukan akhir-akhir ini.
Jadi kalau
demikian maka tidak hanya sekedar mengefektifkan kinerja dibidang ekonomi saja
bila menghendaki adanya lompatan kesuksesan bagi industri pariwisata, tetapi
juga harus melibatkan kerja dari unsur-unsur keamanan negara, termasuk dalam
hal ini unsur intelejen. Sebab tidak bisa dianggap ringan tentang adanya
gerakan terorisme, apakah itu atas dasar agama atau atas dasar ketidak adilan
tatanan dunia. Apalagi bila kemudian negeri ini menjadi sasaran kapitalisme.
Sehingga disadari ataupun tidak, negeri ini sudah menjadi arena pertempuran
bagi kapitalisme dan terorisme. Sebab masih segar dalam ingatan kita bagaimana
bom yang meledak pada sebuah hotel yang cukup luar biasa memprihatikannya bagi
kemanusiaan. Kejadian ini bukanlah tanggung jawab dari jajaran perhotelan,
tetapi sesungguhnya jajaran keamanan negara. Jadi industri pariwisata
membutuhkan sinerji penguatan-penguatan dengan berbagai sektor pemerintahan
yang terkait, termasuk dalam hal ini berbagai unsur keamanan.
Membangun
daya saing bangsa ditengah bangsa-bangsa lain yang telah lebih dulu unggul maka
jalan yang harus ditempuh adalah bagaimana mematakan persoalan-persoalan yang
dihadapi bangsa ini, sekaligus memilah sektor mana yang kiranya dapat menjadi
pendongkrak keunggulan bangsa ini, sehingga punya posisi tawar, bisa sejajar,
bahkan bila mungkin lebih selangkah dari bangsa lain. Tentu bagi orang
pariwisata sektor itu adalah pariwisata, karena mampu menjalin kedekatan bahkan
meningkatkan kinerja di bidang ekonomi juga bidang-bidang lain yang strategis,
sehingga apa yang menjadi cita-cita kemerdekaan hidup yang aman, damai, adil
dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terdekati adanya. Di sini
pariwisata dapat dijadikan media untuk menempatkan rakyat sebagai manusia yang
memiliki harkat dan bermartabat. Semoga!
Jakarta, 6
Agustus 2009
* Penulis adalah Sekretaris Jenderal Badan Pimpinan Nasional Masyarakat
Pariwisata Indonesia (BPN MPI)
** Naskah awal tulisan ini berjudul “Mengembangan Industri Pariwisata
dalam Mendukung Visit Indonesia Years 2009-2014 untuk Meningkatkan Kinerja
Perekonomian Nasional dan Memantapkan Daya Saing Bangsa
Komentar
Posting Komentar